PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MANAJEMEN
1.
Pengertian
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan
penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan,
ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan
tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang
akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah
dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua
atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses
pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu
kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.
Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan
bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu
cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2.
Fase Pengambilan
Keputusan
-
Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk
menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
-
Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan
konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
-
menemukan cara-cara/metode
-
mengembangkan metode
-
menganalisa tindakan yang dilakukan.
A.
Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian
banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar
atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap
pengambilan keputusan adalah :
a.
Mengidentifikasi masalah utama
b.
Menyusun alternatif
c.
Menganalisis alternatif
d.
Mengambil keputusan yang terbaik
3.
Teknik
Pengambilan Keputusan
1.
Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan
metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2.
Linier Programming ; Riset dengan rumus
matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3.
Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4.
Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan
pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
4.
Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1.
Merumuskan problem yang dihadapi
2.
Menganalisa problem tersebut
3.
Menetapkan sejumlah alternatif
4.
Mengevaluasi alternatif
5.
Memilih alternatif
keputusan yang akan
dilaksanakan Menurut Peter Drucer:
a.
Menetapkan masalah
b.
Manganalisa masalah
c.
Mengembangkan alternatif
d.
Mengambil keputusan yang tepat
e.
Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
5. Konsep
Pengambilan Keputusan di dalam Sistem Informasi Manajemen
1.1 Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making)
memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan
hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi
yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyagkut semua
aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai
dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Pengambilan keputusan adalh
suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan
dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula masalah yang
sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model
yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan
keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu
:
1.
Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data
mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat
memenyukan masalahnya.
2.
Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk
menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat
dilaksanakan.
3.
Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang
ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi
manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon yaitu :
1.
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan
cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan
kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan menganjukan
permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menurut perhatian. Baik SIM
maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui
dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah
tersebut dapat ditangani.
2.
Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan
memprakasai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
3.
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan
disajikan dalam suatu bentuk keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan,
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian
kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi dua berdasarkan
sifatnya, terbuka atau tertutup. Sistem penganbilan keputusan tertutup
menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak ketahui dari
lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilan keputusan tertutup dianggap :
a.
Mengetahui semua alternatiuf dan akibat atau
masing-masing alternatif.
b.
Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan
sebagainya) yang memungkinkan ia
membuat urutan alternatif yang lebih disukai.
c.
Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu
seperti keuntungan, volume penjualan
atau kegunaan.
Sedangkan model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan terbuka menganggap bahwa penganbilan kepuusan:
a.
Tidak
mengetahui senua alternatif dan semua hasil
b.
Melakukan penyelidikan sacara terbatas untuk
menemukan beberapa alternatif yang
memuaskan.
c.
Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat
keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena
tingkat keinginan berubah menanggapi perbedaan antara hasil dan tingkat
keinginan.
1.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan
masalah yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud
dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud
dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif,
dan masalanh kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya
penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah
yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu
prestasi ayau hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar
atau memperluas market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu
kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah
yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali
baru. Hal ini dapat dicontohkan sebuah pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan
dengan energi matahari.
1.1.2 Teknik pengambilan keputusan
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern
dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Lihat tabel 1.1
Teknik-teknik pembuatan keputusan
-
Tradisional
-
Modern
Diprogram:
Keputusan rutin dan berulang-ulang.Organisasi mengenbangkan
proses khusus bagi penanganannya
(Tradisional)
1.
Kebiasaan
2.
Kegiatan rutin:
-
Prosedur
-
pengoperasiaan
-
standar.
3.
Stuktur organisasi tersusun baik.
(MODERN)
1. Teknik riset operasi, Analisis matematik, Model-model
2. Pengolahan
data elektronik.
Tidak diprogram:
Keputusan sekali dipakai, disusun tidak sehat dan
kebijaksanaan.Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum (Tradisonal)
1.
Kebijakan dan Kreatifitas.
2.
Coba-coba
3.
Selektif dan latihan para pelaksana.
(MODRN)
1.
Teknik opemecahan masalah yang diterapkan pada :
2.
Latihan membuat keputusan.
3.
penyusunan Heurictic
1.1.3Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager
sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau
bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para
manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager
secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang
noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan.
Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan
langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data
apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan
informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan
untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan
manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah
manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak
kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang
efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan
esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi
Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger
harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk
menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan
merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan
pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik
dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai
permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam
hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai
konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi
keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan
memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan
kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai
kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi
keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi apakah
implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang
diinginkan.
1.1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative
adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya(.
Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif
untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap
memaksimakan kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang
memberikan kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan,
kegunaan biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa
penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk
pengambilann keputusaan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model
perilaku deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka
tidak senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya.
Mereka menyederhanakan factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
1.2 Skala Pengukuran Pengambilan
Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu
proses dalam usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem.
Istilah proses menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-ytahap yang
teratur menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu
persoalan. Tolak ukur kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan
mempermudah perbandingan antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan
dalam situasi keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam
bentuk angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut
urutan bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang
dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
1.2.Skala Nominal
Skala Nominal aadalah pengukuran dengan taraf yang peling
rendah. Disini suatu objek digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau
angka-angka yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau
angka-angka ini dipakai untuk member identitas suatu kelompok tertentu.
Misalkan plat nomor kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal karena
nomor dan huruf pada kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang
bersangkutan terdaftar.
Pengambilan keputusan dengan skala nominal agak sulit
dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari
sejumlah alterntif keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan
antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang
hubungannya paling dekat atau paling berarti bagi sasaran yang dituju atau
memilih alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative hasil yang
relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang
dituju.
1.2.2.Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya
kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan
pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala
ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda deangan
objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu
hubungan yang bertsifat yang satu lebih dari yang lainseperti lebih suka, lebih
tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini
biasanya setiap kemungkinan hasil dari al;ternatif diberi score nilai
sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau tujuan yang
ingin dicapai.
1.2.3Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri
skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam
skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan
skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu
hubungan yang linear diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang
diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi
pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang atau produk.
1.2.4Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik
nol yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan setiap titik pada init pengukuran
adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik pada unit
pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda
atau simbol-simbol tertentu seperti =, >, Y=Kx. X/Y, dan lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan
paling mudah dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan perbandingan
jenjang nilai dari setiap hasil alternatif.
1.2.5 Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan
nyata dan dapat dibandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan
yang terstuktur secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis keputusan
yang bersifat korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena
dalam hai ini setiap alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan
biayanya dalam angka-angka yang mudah dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau
kondisi keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-masalah
yang bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
1.3 Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal.
Karena itu, menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat
rencana dan keputusan yang efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif
dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal
sebagai teknikmanagement science dan operations research. Pada umumnya, kedua
istilah tersebut digunakan berrgantian dengan pengertian yang sama yaitu riset
operasi(operations research)
1.3.1Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat dirinci sebagai berikut :
a.
Terpusat pada pembutan keputusan
b.
Penggunaan metode ilmiah
c.
Penggunaan mdel matematik
d.
Efektifitas ekonomis
e.
Bergantung pada computer
f.
Pendekatan tim
g.
Organisasi system
Sedangkan
pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah
Sebagai alternative di dalam proses pengambilan keputusan
mempunyai lima tahap, yaitu :
a.
Diagnosa masalah
b.
Perumusan masalah
c.
Pembuatan model
d.
Analisis model
Implementasi penemuan
1.3.2Model Riset Operasi
Sebagian besar proyek riset operasi sangat berstandar pada
model matematika. Ada sejumlah cara pengelompokan model yang digunakan dalanm
riset operasi, yaitu model normative dan deskriptif. Model normatif menggambarkan
apa yang seharusnya dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu
bagaimana adanya. Beberapa model dan teknik operasianal sebagai berikut :
Progmasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan
untuk memecahkan masalah optimasiatau masalah satu jawaban paling baikdari
serangkaian alternative. Model progmasi linear termasuk model normative karena
memcari penyelesaian optimum.
Teori antrian. Karena hamper semua ekonomi dan bisnis
beroperasi dengan sejumlah sumber daya yany relative terbatas, maka sering
dijumpai orang-orang, produk, komponen produk, atau kertas kerja sedang
menunggu dilayani. Teori antrian atau sering disebut model garis tunggu
dikembangkan untuk membantu para manajer memutuskan berapa panjang suatu garis
tungguyang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk
membantu manajeman dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relative
kompleks dan tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak
digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan,
sedangkan CPM digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk
pembuatan model persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan.
Teori ini dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada
berbagai macam situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna
untuk pemmbuatan model berbagai macam system dan proes yang bisnis. Model ini
digunakan untuk memperkirakan perubahan di waktu yang akan dating dalam
berbagai variabel dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam
variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan teknik progmasi yang
digunakan untuk pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini
adalah mengoptimumkan(memaksimalkan atau meminimalkan) seluruh keputusan
berurutan yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu
model (bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan.
Model ini menciba meniru suatu bagian operasio organisasi guna mengamati
perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian
tersebut melalui pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer,
model-model simulasi pada umumnya adalah model matematik yang paling
komprehensif.
1.3.3 Aplikasi Riset Operasinal
Masalah-masalah yang dapat menggunakan teknik-teknik operasinal
adalah sebagai berikut :
Masalah persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah
yang paling baik dipecahkahkan dengan teknik-teknik riset operasional karena
menyangkut penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan
tersebut terjadi antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya
pemesanan setiap satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik.
Penyelesaian optimal dapat diperoleh melaluimpenggunaan teknik-teknik riset
operasional yang menyeinbangkan kedua biaya tersebut.
Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan
dengan mencari kombinasi optimal antara karyawan dan mesin yang akan
meminimumkan biaya.
Masalah antrian. Masalah antrian menyamgkut perancangan
bernagai fasilitas untuk memenuhi permintaan akan pelayanan.Masalah
antrianbiasanya dipusatkan dengan teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan
teknik-teknik simulasi
Masalah pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus
memutuskan dalam urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan
dilaksanakan. Penyelesaian masalah ini biasanya dicari melalui simulasi yang
memungkinkan pengujian efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus
memutuskan kapan bagian suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat
ditangani dngan progmasi linear, model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan
using atau tidak terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan
untuk periode waktu yang terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan
biaya operasi, misalnya biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya menggunakan
programasi linear.
Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau
lebih organisasi berusaha mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti
organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan
bagi organisasi yang satu merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori
permainan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi
dapat mengakibatkan keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan
biaya untuk memperbaikinya. Sebaiknya pengumpulan informasi juga memerlukan
biaya dan waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model
progmasi linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.
SUMBER: http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
1.
Pengertian
Pengambilan Keputusan
2.
Fase Pengambilan
Keputusan
3.
Teknik
Pengambilan Keputusan
4.
Proses
Pengambilan Keputusan
keputusan yang akan dilaksanakan Menurut Peter Drucer:
5. Konsep Pengambilan Keputusan di dalam Sistem Informasi Manajemen
1.1 Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
1.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
1.1.2 Teknik pengambilan keputusan
1.1.3Proses pengambilan keputusan
1.1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
1.2 Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
1.2.Skala Nominal
Pengambilan keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar